Tuesday 25 December 2012

Taare Zameen Par




Identitas film
Judul: Tare Zameen Paar
Pemeran: Darsheel Safary (Ishaan Awasthi), Aamir Khan (Ram Shankar Nikumbh)
Tema: Pendidikan, Keluarga
Latar belakang film: India
Durasi: 02:42:23
Tahun: 2007
Produksi: Aamir Khan Production

Tare Zameen Par adalah sebuah film India yang menceritakan kisah tentang seorang anak berusia 9 tahun yang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ishaan Awasthi, nama anak laki-laki yang pada awal film ditunjukkan selalu mendapat nilai jelek di kelasnya, di semua mata pelajaran. Ishaan Awasthi memang tidak dibenci oleh ayah dan ibunya meski dia selalu mendapat nilai buruk dan selalu tertinggal dalam pelajaran. Namun orangtuanya ingin ia bisa seperti teman-temannya dan juga seperti kakaknya. Ishaan memiliki seorang kakak laki-laki yang ditunjukkan menyayangi Ishaan. Ia juga ikut prihatin dengan keadaan akademik adiknya. Kakak Ishaan adalah seorang murid yang pandai di sekolahnya. Ia selalu mendapat nilai bagus dan hampir sempurna di semua mata pelajaran. Di sekolah, Ishaan sulit mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya, dan lebih sering menghabiskan waktu di luar kelas sebagai hukuman dari para guru yang merasa sudah lelah mengurusinya. Sayangnya, dalam hal ini para guru justru menunjukkan cara mendidik yang kurang baik. Ada salah satu adegan di dalam kelas, guru bahasa Inggris Ishaan berkata "Shameless boy!" saat Ishaan beranjak ke luar kelas atas perintah gurunya karena ia tak bisa membaca paragraf yang diminta oleh gurunya untuk ia baca.

Beralih dari kehidupan di sekolahnya, ke kehidupan Ishaan di rumah. Di rumah Ishaan diperlakukan sama seperti anak-anak lainnya oleh keluarganya. Jika Ishaan melakukan kesalahan pun, ia juga akan dihukum. Namun, Ishaan tak suka dipaksa untuk bisa menguasai pelajaran yang tak bisa ia kuasai itu. Ishaan lebih suka menggambar, menyusun puzzle, atau membuat sesuatu. Di kamarnya Ishaan menciptakan berbagai macam gambar menarik. Mulai dari kertas hingga tembok, semuanya tertoreh hasil tangan Ishaan yang begitu kreatif, imajinatif, dan unik, serta melambangkan usianya yang masih kanak-kanak. Sayangnya, bakat Ishaan tak terlalu dilihat oleh orangtuanya, khusushnya ayahnya, yang lebih sibuk ingin agar Ishaan bisa seperti kakaknya.

Ishaan lebih suka diberi kebebasan untuk melakukan yang ingin ia lakukan. Ia sangat merasa terkekang pada semua aturan aturan yang ada di sekitarnya. Aturan di rumah, juga di sekolah. Ishaan digambarkan sebagain anak yang melihat dunia dengan cara yang lain. Ia melihat dunia tak seperti anak-anak yang lain. Rasa ingin tahunya dan ketertarikannya pada banyak hal baru menumbuhkan imajinasi tersendiri di dalam dirinya.

Sampai pada saaat tengah semester, orangtua Ishaan dipanggil lagi oleh sekolah bersangkutan dengan keadaan Ishaan yang sama sekali tak mengalami kemajuan. Semuanya tampak lebih menuntut Ishaan untuk bisa menguasai sekolahnya.

Kemudian ayah Ishaan memutuskan untuk membawa Ishaan ke sekolah berarsrama. Ya, mereka memutuskan utukk menaruh anak mereka di sebuah sekolah asrama yang jauh dari orangtuanya. Ishaan menangis, ia tidak mau. Namun sayangnya keputusan ayah Ishaan sudah bulat. Ia, juga sebenarnya dengan berat hati meninggalkan Ishaan di sekolah tersebut, berharap ada kemajuan dalam diri Ishaan mengenai pelajaran di sekolah.

Harapan tinggal harapan. Di sekolah itu pun, Ishaan juga mengalami hal yang sama. Bahkan para gurunya di sini lebih keras padanya daripada gurunya saat di sekolah sebelumnya. Di semua mata pelajaran Ishaan menghadapi kesulitan dalam menulis dan membaca. Para guru di asrama itu juga tak memperhatikan kendala apakah yang Ishaan alami dalam pelajarannya, mereka hanya melihat bahwa Ishaaan adalah anak bodoh yang tak bisa membaca dan menulis. Hal itu terus terjadi, bersamaan dengan makian dari gurunya yang terus menekan batin Ishaan, sampai seorang guru pengganti datang. Guru baru itu adalah seorang pemuda yang menggantikan guru kesenian di sekolah Ishaan. Bagai sebuah revolusi seketika. Kelas Ishaan yang tadinya selalu bungkam di bawah pengajaran sang guru, tiba-tiba menjadi lebih menyenangkan saat gurunya yang bernama Ram Shankar Nikumb menunjukkan cara mengajar yang berbeda dari para guru sebelumnya. Ia juga lebih mengutamakan kondisi siswanya dalam belajar. Ram Shankar mengajar dengan lebih mendekatkan diri pada anak didiknya. Ia lalu menemukan ada hal yang aneh pada diri Ishaan. Setelah bertanya pada teman Ishaan, Rajan Damodaran, Ram Shankar lalu melihat buku yang berisi latihan-latihan soal Ishaan di semua mata pelajaran. Ia terkejut melihatnya. Hal yang Ram Shankar utarakan adalah, ia seperti melihat dirinya sendiri dalam diri Ishaan. Dalam semua hasil pekerjaan Ishaan, ia banyak menuliskan huruf secara terbalik. Dari angka dan tulisan, banyak huruf yang tidak sesuai bentuknya.

Ram Shankar pun memutuskan untuk menemui keluarga Ishaan. Dari perbincangan mereka, Ram Shankar melihat bahwa orangtua Ishaan tak begitu mengetahui kendala apa yang dihadapi anaknya. Akhirnya ia pun memberitahu mereka bahwa Ishaan mengalami kendala kesulitan untuk mengenali angka dan alfabet. Ia kesulitan membedakan huruf yang bentuknya hampir sama serta posisi huruf menghadap ke depan atau ke belakang. Ram Shankar mengutarakan apda keluarga Ishaan bahwa sebenarnya Ishaan mengalami dislexia. Sebuah keterbatasan yang mengakibatkan orang kesulitan mengenali huruf. Hal lain lagi yang Ram Shankar temukan di rumah Ishaan adalah, Ishaan memiliki bakat dalam menggambar. Gambarnya bukan sekadar gambar biasa, melainkan unik dan kreatif.

Pada akhirnya Ram Shankar mencari cara untuk membantu Ishaan. Untuk membantu Ishaan dalam pelajarannya, ia mengajari Ishaan menulis alfabet dan angka dengan benar. Cara yang ia gunakan juga bukan menulis dengan pensil atau pena seperti menulis biasa pada umumnya. Seperti contohnya saja ia menulis di kotak pasir saat mengajari Ishaan menulis alfabet. Untuk menulis angka, ia menggunakan papan dengan garis kotak-kotak. Dari huruf yang besar, ia lalu menyusutkannya menjadi huruf yang lebih kecil. Ishaan yang notabene memang lebih menyukai cara belajar yang tidak mengekang, menikmati pelajaran dengan guru barunya itu. Pada akhirnya Ishaan dapat membaca dan meulis dengan benar. Tak ada lagi huruf yang terbalik atau salah menyusun kata.

Sebuah film mengharukan yang ditutup dengan akhir yang Indah. Pada akhir film, Ishaan menjadi bintang yang diakui oleh semua orang melalui bakat menggambarnya. Orangtua, kakak, guru, dan teman-temannya semua memberikan standing applause pada bocah yang awalnya tak mau maju ke panggung untuk menerima penghargaannya.
**

Guru Ishaan marah karena Ishaan tidak bisa membaca kalimat yang diminta.

Ishaan berjalan-jalan sendiri di kota, setelah ia diejek teman-temannya.

Saat Ishaan sudah dipindahkan ke sekolah berasrama.



**
Semua tulisan di sini adalah murni hasil tangan saya. Semua gambar saya ambil langsung dari filmnya. Identitas film juga saya ambil sendiri dari filmnya langsung. Mengutip atau menyalin sebagian atau keseluruhan tulisan ini, harap ada izin dari saya, atau setidaknya cantumkan sumber. Terimakasih. :)

Semoga bermanfaat. :D
Read More

I Not Stupid Too




Sebuah film yang sangat direkomendasikan ditonton untuk orangtua. Yah, walaupun saya juga merekomendasikan ini untuk para remaja, dalam menghadapi tantangan mereka di umur yang masih belia. I Not Stupid Too 2. Sebuah film berlatar negara Singapura. Tepatnya di semua SMA. Tokoh utama yang dibahas di film ini adalah Jerry, seorang murid SD yang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Selain Jerry, fokus cerita juga pada dua orang lagi.  Tom, kakak dari Jerry, dan Chengcai, yang berasal dari keluarga biasa. Ia hidup hanya bersama ayahnya, berbeda dengan Tom dan Jerry yang masih bersama kedua orangtua mereka. Hidup dan latar belakang mereka berbeda, namun mereka memiliki masalah yang sama.

"Orangtua yang tak mau mendengarkan pendapat anaknya, dan orangtua yang tidak mau melihat sisi terang dari anaknya."

Ya. kedua orangtua mereka sibuk dengan pemikiran biasa. Belajar lebih penting dari segalanya. Tanpa melihat bakat yang dimiliki anak mereka. Tom, menunjukkan dirinya saat berhasil menjadi juara dalam lomba blogging, dan Jerry terpilih menjadi pemeran utama dalam pertunjukkan di sekolahnya.

Selain itu banyak juga hal yang dibahas. Hal yang sering terjadi dalam lingkungan sekitar kita. Sebaiknya saya langsung menuju poin-poinnya saja.

1.   Orangtua memang seharusnya menasehati, bukan hanya sekadar memarahi dan menyalahkan anak.
-    Ada kalanya orangtua harus diam, mendengarkan penjelasan anaknya. Urusan salah atau tidak, itu menjadi kewajiban orangtua unutk bisa mengetahuinya. Menasehati bukan berarti memaksakan kehendak pada anak. Anak juga sesekali ingin didengarkan oleh orangtuanya. Didengarkan apa yang menjadi keingainannya, dan didengarkan alasan ia melakukan sesuatu.
2.   Sesibuk apapun orangtua, harusnya bisa memberikan waktu untuk keluarga.
-    Berbicara soal materi, ya penting. tapi apa gunanya uang jika anak terlantar? Bukan hanya uang yang dibutuhkan oleh anak. Hal utama yang mereka inginkan adalah perhatian dan pengertian dari orangtua mereka.
3.   Dorongan, bukan tekanan.
-    Di sekolah, guru tak seharusnya memberi tekanan pada murid. Terlebih lagi jika malah mengucapkan kata-kata yang menyudutkan dan menyinggung perasaan murid. Guru juga orangtua, yang harus bisa menempatkan diri dalam menuntun mereka. Murid juga ingin dipuji, dihargai, dan tak sekadar mendengarkan materi. Pendekatan pendidikan juga harus diperhatikan. Memaksakan bukan berarti akan membuat mereka paham.
4.   Hukuman harus diperhitungkan.
-    Di rumah. Apakah hukuman menghadap tembok dan memukuli anak adalah hal yang tepat untuk membuat mereka jera? Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi. 1. Mereka akan jera. Mereka akan menjadi penurut unutk berikutnya. 2. Mereka akan kehilangan percaya diri. Bagaimana tidak? belum sempat menguatrakan alasan mereka, sudah dikatakan banyak alasan dan membantah. Belum tahu duduk permasalahannya, asal main hukum saja. 3. Anak akan berontak. Ah, ini yang gawat. Anak akan berontak, dan malah balik melawan. Bukannya menurut dan jera, malah semakin nakal. Wajar saja. siapa juga yang mau mendengarkan seseorang yang tak mau mendengarkan kita?
5.   Pujian itu perlu dan penting.
-    Banyak adegan dalam film ini yang menunjukkan bahwa pujian kecil saja sudah bisa memberi kekuatan pada seorang anak. Silahkan menonton sendiri. Hehe.
6.   Untuk anak, hargailah usaha orangtuamu.
-    Apakah kamu pernah menghitung, berapa biaya yang sudah orangtua keluarkan untuk membiayaimu sekolah? Cukup biaya sekolah saja. jangan yang lain. Tanyakan pada mereka. Apa mereka minta kamu membayar itu semua suatu hari nanti? Tidak. mereka hanya meminta kamu unutk sukses. Unutk bisa menjadi seseorang yang tak kesulitan. Apa susahnya berbuat baik pada mereka? Jangan sampai menyesal setelah waktu terlambat. Buat mereka bangga dengan apapun yang kau miliki. Jika kau tak pandai dalam pelajaran, kau punya bakat apa yang bisa kau tunjukkan? Orangtua tetap akan bangga, apapun jalannya, selama mereka masih benar. Percayalah. Jika mereka masih belum mau menyerah dengan pemikiran kolotnya, buat mereka paham. Tunjukkan prestasimu.

Kutipan

“Semua anak bisa diajari, tergantung bagaimana cara orangtuanya.”

“Saat kita masih kecil ada begitu banyak dukungan dan pujian yang membuat kita mampu melewati semua rintangan. Berikanlah banyak pujian, lihatlah sisi baik seseorang. Apa itu sulit? Semua orang butuh pujian. Tapi kenapa kita sering ragu unutk sekadar memberi pujian? Dalam diri setiap anak ada sisi gelap dan terang, carilah sisi terang itu, dan semua yang baik akan bermunculan.”

"Barang tidak berguna dipakai dengan benar akan menjadi berguna."

Cuplikan:












Tertarik buat nonton? Nonton aja! Dijamin lebih banyak untungnya daripada nonton elang. XD *upsss (/_\)

Uhm, kalau ada tambahan, nanti pasti diedit kok. Sekarang cukup sampai di sini dulu. Jaa~~ ( ≧v≦)-b
Read More

© Life is . . ., AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena