Thursday, 19 April 2012
Horror House
Tuesday, 10 April 2012
Hidup Tidak Semudah Kata-kata Mario Teguh!
OK, benar jika Anda bilang demikian, karena TIDAK ADA HIDUP YANG SEMPURNA, demikian halnya dengan kata-kata bijak dari Bapak Mario. Tapi sebelum melanjutkan postingan ini saya menegaskan bahwa saya BUKAN penggemar Mario Teguh, tapi saya mengahargai kata-kata bijak beliau. Saya men-like fanspage beliau di facebook, dan kadang-kadang mendapati postingan bijak. Jujur saja saya tidak menyukai semuanya, namun saya tetap menghargainya.
Sebagai manusia yang dewasa, pastilah dapat memilah setiap hal yang berjalan di dunia ini. Jika masih belum dapat melakukan hal itu, jangan harap dapat menyebut diri sudah dewasa. Banyak yang berkata bahwa hidup itu tak semudah kata-kata Mario Teguh, BENAR, karena hidup kita tak sesempurna kata-kata bijak Pak Mario. Saya yakin, hidup Pak Mario pun tak semudah kata-katanya, hanya saja beliau sudah melewati tahap "menjalani", berbeda dengan pendengar dan pengoceh yang masih terdiam menunggu perubahan. Dari semua banyak kata-kata yang terlontar dari Pak Mario, saya mendapatkan satu simpulan yaitu, tidak akan terjadi perubahan jika tidak ada gerakan. Dengan demikian, dapat dikatakan, orang yang hanya bisa mencemooh motivasi hidup adalah orang yang belum mau beranjak dari titik 0! Jika Anda hanya bisa berbicara, maka Anda hanya akan menjadi NOL!
Ingin mengalami perubahan, harusnya melakukan sesuatu untuk merubah sesuatu yang ingin dirubah, dan mendapatkan yang ingin didapatkan. Lalu dalam hal ini, perlu diketahui juga bahwa langkah itu tak selalu mudah, namun bukan berarti mustahil. Lakukan setiap hal dibutuhkan untuk mencapai yang diinginkan, maka hasilnya akan indah untuk Anda.
Jika saya menemui kata-kata itu, saya akan dengan tegas menjawab, "Kata-kata itu hanya untuk orang yang tak mau berusaha!" Bukankah ciri khas yang tak mau berusaha adalah orang yang hanya bisa berbicara, beralasan, dan menyalahkan. Berbeda dengan orang sukses yang menjadikan motivasi sebagai acuan, rintangan sebagai ujian, dan waktu sebagai sebuah proses.
Orang yang mengatakan bahwa hidup tak semudah kata-kata Mario Teguh, adalah orang tak bisa menerima kehebatan sebuah kata motivasi, dan menyerah begitu saja pada nasib. Jika memang hidup tak semudah SEMUA kata-kata Pak Mario, cukup ambil motivasi yang sesuai dengan kebutuhan, dan lupakan saja yang lain. Berhentilah menjadi pengeluh dan penggerutu, atau hanya akan menjadi pribadi yang NOL! Harusnya juga tahu bahwa hidup setiap orang itu tak sama. Begitu pula dengan hidup Anda dan Pak Mario yang pastinya tak sama. Jika hidup memang terasa rumit, mulailah menguraikan satu demi satu. Percayalah selalu ada jalan dan jawaban, dan jangan lupakan bahwa
Sunday, 8 April 2012
Ludruk: Sawunggaling
Ringkasan cerita Ludruk yang saya saksikan tanggal 31 Maret 2012 di taman Krida Budaya Malang pkl 20.00 WIB - 23.00 WIB. Maaf kalau tidak lengkap. ^o^
Ludruk Sawunggaling bercerita tentang seorang pemuda bernama Jaka Berek, yang ternyata adalah putra seorang tumenggung di Surabaya.
Pada suatu hari, Jaka Berek pergi ke keratin Surabaya untuk mencari ayahnya yang bernama Tumenggung Jayengrana. Tanpa diduga, ternyata lelaki yang menemuinya adalah beliau sendiri. Namun, sebelum mengaku sebagai tumenggung Jayengrana, Ia bertanya beberapa hal pada Jaka Berek. Saat ditanya untuk apa ia dating ke kediamannya, Jaka berek menjawab bahwa ia mencari ayahnya yang bernama Tumenggung Jayengrana, dan ia membawa selendang peninggalan ibunya yang diberikan padanya. Ia disuruh memberikan itu pada ayahnya, maka ia akan mengenali Jaka Berek. Terkejutlah Tumenggung Jayengrana melihat selendang Dewi Sangkrah. Seketika beliau teringat dengan mendiang istrinya yang ia tinggalkan di desa dulu. Yakin bahwa Jaka Berek tidak berbohong, ia pun mengatakan bahwa ia lah Tumenggung Jayengrana, ayahnya. Setelah resmi diakui sebagai anak Tumenggung Jayengrana, Jaka Berek mendapat nama baru dari ayahnya dan namanya menjadi Jaka Berek Sawunggaling, sama seperti kedua kakak dari lain ibu yang bernama Sawungrana dan Sawungsari.
Sawunggaling lalu diberitahu tentang sayembara panahan, yang barangsiapa memenangkan sayembara itu akan menjadi tumenggung di Surabaya. Sebelumnya, belum ada seorangpun yang dapat memanah umbul-umbul yang terpancang tinggi itu, dan sekarang Tumenggung Jayengrana yakin bahwa Sawunggaling mampu memenangkan sayembara itu.
Di samping itu, ternyata pihak Belanda tidak menyukai Tumenggung Jayengrana yang tidak suka bekerjasama dengan Belanda, membuat pihak Belanda berusaha untuk menjatuhkan beliau, dan sayembara memanah umbul-umbul itu lah yang sebenarnya digunakan untuk menjatuhkannya. Mereka berharap kedua kakak Sawunggaling lah yang emenangkan sayembara, namun mereka terkejut dan tidak suka setelah mengetahui bahwa Sawunggaling lah yang berhasil memenangkan sayembara itu.
Tidak setuju jika Sawunggaling menjadi tumenggung di Surabaya, mereka membuat syarat tambahan agar ia menjadi Tumenggung. Mereka menyuruh Sawunggaling untuk menangkap seorang raja yang ternyata addalah ayah dari wanita yang dicintainya. Hampir saja terjadi pertarungan darah diantara mereka, namun lawannya menghentikan dia saat berkata bahwa dengan membunuhnya Sawunggalin akan diangkat menjadi tumenggung di Surabaya. Ia lalu memberitahu bahwa sawunggaling sudah resmi menjadi tumenggung tanpa harus membunuhnya, karena siapa saja yang dapat menjatuhkan umbul-umbul akan menjadi tumenggung di Surabaya. Awalnya sawunggaling tak percaya, namun berhasil diyakinkan, dan akhirnya mereka bekerjasama melawan belanda.
Sawunggaling lalu menghadap Belanda dan mengatakan bahwa ia berhasil menjalankan tugasnya. Mereka terkejut atas keberhasilannya. Niatan jahat pun muncul kembali muncul, dan kali ini mereka berniat membunuh Sawunggaling dengan racun. Pihak Belanda memberikan segelas minuman yang dikatakan sebagai minuman penghormatan atas diangkatnya Sawunggaling menjadi Tumenggung Surabaya. Saat akan menenggak minuman itu, ia dihentikan oleh adipati Cakraningrat. Sawunggaling marah dan mengira bahwa adipati Cakraningrat tidak suka Jika dirinya menjadi tumenggung. Namun setelah dijelaskan duduk perkaranya bahwa minuman itu beracun, dan mereka juga lah yang membunuh Tumenggung Jayengrana, Sawunggaling pun bertekad mebalas para Belanda itu.
Akhirnya Sawunggaling berhasil mengalahkan pihak Belanda dan menjadi tumenggung di Surabaya, dan bersumpah akan mensejahterakan rakyatnya, berusaha agar rakyatnya tak lagi dijajah.
Friday, 6 April 2012
Puss in Boots
Saya dapat film ini dari teman saya kemarin, dan menontonnya kemarin malam juga, mungkin sekitar pukul sebelas malam. Dasarnya saya emang suka kucing, jadi semangat banget deh nonton tu film. Lucu juga keren. :D si Puss itu lho, keren beuudd! ceritanya sih ini tentang anak kucing yang dipungut panti asuhan, lalu dirawat, kena masalah sama sahabatnya, dan berujung dengan dia yang menjadi pencuri kelas kakap. :D Tapi, walaupun mencuri, dia ngga sembarangan mencuri lho! Dia tuh ngga mencuri dari yatim piatu, bank, dan gereja. Coba ya, para petinggi itu punya sifat kaya gini. Korupsi korupsi aja deh, asal bukan uang rakyat yang dikorupsi! hihihi~ Masa kalah sama kucing, ya kan? Kalau aku sih pastinya malu. Kalau yang ngga malu, ya mungkin urat malunya udah putus cieeennt~ bwahahaha
Endingnya sih si Puss ini menyelamatkan desanya dari amukan angsa raksasa yang anaknya diculik sama temannya si Puss, Humpty Alexander Dumpty. Mereka dapat ni anak angsa yang bisa bertelur emas dari istana yang ada di langit. Mereka ke langit dengan pohon kacang ajaib. Tahu kan, filmnya Jack dan pohon kacang ajaib? Ya gitu deh caranya. Bedanya, di sini cuma ada anak dan induk angsa. bukan raksasa. Angsanya baik kok, cuma marah aja waktu tahu anaknya ilang. Good mother. :) ibu sih selalu baik kan? Semua ibu itu pada dasarnya baik, selalu baik, hanya lingkungannya saja yang membuatnya mungkin jadi jahat. Percaya deh!
Di film ini banyak banget pelajaran yang bisa diambil lho. Wah, selain lucu, ternyata kucing manis yang nakal ini bisa kasih contoh yang bagus. Satu diantaranya sih udah saya utarakan di atas ya. :)
Si Puss ini tuh punya sahabat, namanya Humpty Alexander Dumpty. Ceritanya si humpty ini salah paham sama si Puss...uhh...ya ngga juga. Bisa dikatakan dia ini marah sama Puss gara-gara dulu ditinggalin sama Puss pas dikejar sama pengawal kerajaan. Ya gimana nggak ditinggal? Si Puss kecewa sama si Telur ini karena dia udah difitnah mencuri di bank. Emang sih dia mau mencuri, tapi dia nggak nyangka kalau humpty ngrampok di bank. kan si Puss ngga mau ngrampok bank. :o
Di sini kita bisa lihat kalau kita itu jangan sampe deh ngejebak teman sendiri, nyalahin, atau yang lain. Kalau mereka pergi, gimana hayo?
Sebenarnya masih banyak lagi. tapi...mini resumenya udahan aja deh. Nonton aja langsung filmnya. :)
Thursday, 5 April 2012
Nama Asli L!
Ini dia untuk bukti tentang nama L.
Ludruk, Cerita Rakyat Jelata
Tanggal 31 Maret 2012 lalu, saya mendapatkan kesempatan mas untuk menyaksikan sebuah kesenian asli negara tercinta kita ini, dengan tanpa biaya, alias GRATIS. :D
namun, bukan gratisnya yang menjadikan saya tertarik, namun karena tugas kuliah *jiaaahhh* juga karena saya ingin menyaksikan langsung, seperti apa sih ludruk itu. Maklum saja, ludruk itu dari Jawa Timur, sedangkan saya asli bin tulen dari Jawa Tengah. hehehe Kalau wayang dan sendratari sih, sering lihat. Wayang orang, dulu sering lihat di TV, kalau wayang kkulit, lihatnya waktu ada kadesa, atau acara peringatan desa. Kaya ulangtahunnya desa gitu deh. Tapi namanya juga anak kecil, yang dilihat pasti jajanannya. *lol Wayangnya cuma jadi selingan aja lah.
Balik ke ludruk. Ludruk ini asli made in Jawa Timur. Tapi, saya tidak membahas tentang sejarahnya di sini, yang lain yang juga menarik. Nah, Ludruk itu terdiri dari beberapa babagan, atau beberapa acara, dimulai dari tari pembuka, tari remo, kidungan, baru deh babag intinya. Malam itu saya menyaksikan drama tentang Sawunggaling. hayooo, siapa tahu? Saya aja baru tahu itu. hahaha. Acara dimulai pukul setengah delapan, dan selesai pukul sebelas. Dari awal dimulai, saya sudah terpukau, saudara-saudara! Ya, emang dasarnya saya ssuka sama kesenian daerah, apalagi tarian yang kostumnya bling-bling gitu.. suka, walaupun pengetahuan saya tentang harta budaya bangsa macam mereka cuma sedikit. ^^v
pada tarian pembukaan, dipersembahkan oleh dua wanita cantik yang berdandan dengan busana yang mempesonanya itu. Sungguh, rasanya jadi pengen ikut nari seperti mereka. u.u
Ini dia gambarnya. Saya waktu itu hampir llupa ngambil, dapat ini di trakhir tarian mereka. Huuu, tapi karena kameraku kurang bagus juga, jadi kualitas gambarnya juga kurang deeeehhh... *gigit hp*. Untuk apa nama tari ini, huaaaaa... saya lupa T,T gak tau lebih tepatnya, dan lupa dengerin waktu MCnya nyebutin. Pokoknya bagus banget deh ini tariannya! Dari awal samapi akhir saya nyimak banget, makanya sampai lupa ambil gambarnya. XD Tapi untung aja sempet ambil yah! Setelah tarian selamat datang ini, tarian yang disuguhkan berikutnya adalah Tari Remo, tarian yang wajib bin kudu harus ada dalam sebuah ludruk. Tanpa ini, bukan ludruk namanya. hihihi. Tari remo lebih menarik lagi, untuk yang baru menyaksikan pertama kali, seperti saya. Eitss, tapi bukan ketinggalan saya namanya kalau baru nontong, karena teman-teman yang domisili asli Surabaya dan Jawa Timur pun banyak yang baru menyaksikan pementasn macam ini. Huuu, padahal ini menarik lho. Tapi ya apa boleh buat, buat kebanyakan remaja sekarang, modern dance, karaoke, DJ, dan break dance, juga yang lainnya itu lebih menarik. Kalau dicuekin gitu, lama-lama bukannya diaku-aku sama negara lain, ntar malah harta kita ini menyerahkan diri dengan sukarela pada mereka yang mau mengakui eksistensi mereka lho. jangan malah diperparah dengan mengagung-agungkan kebudayaan lain. u.u Saya sendiri sebenarnya prihatin, walaupun saya juga seorang penyuka pernak-pernik Jepang dan tertarik dengan kebudayaannya. Tapi, meskipun gitu, kesenian daerah selalu dapat tempat lebih, walaupun saya tidak tahu banyak. Saya bangga walaupun mereka mengatakan bahwa keseniannya sendiri itu ndeso, dan ketinggalan zaman. Kembali ke tari Remo. Tarian ini dibawakan oleh 4 orang pemain yang semuanya adalah waria, ya, waria. carilah sejarah ludruk kalau Anda belum tahu, dan akan Anda temukan bahwa ludruk itu mengakui eksistensi para kaum waria. Bahkan dulu, diantara penonton pun pasti ada waria yang menyaksikan (sumber inet). kemarin saya iseng mencari-cari adakah sosok waria di antara pengunjung yang terbilang banyak itu. Namun sayang, bukannya waria, saya malah menemukan sepasang bule. Bule? ya! Tidak malukah kita? Mereka saja menghargai dan mengapresiasi, tapi kita? Ya, lupakan. Balik lagi aja. ini dia untuk gambar para penari Remo.
Sekali lihat pun Anda pasti tahu bahwa yang menarikan tarian ini bukanlah asli wanita. tapi jangan ketawa dulu! Asal kalian tahu, tarian mereka tak kalah dengan tarian yang dibawakan oleh wanita. gerak mereka yang meskipun didominasi gerakan rancak, tetap terlihat lemah gemulai dan anggun. Mereka tampak memukau dibalik busana yang indah malam itu. Di tengah tengah tarian mereka juga melantunkan sebuah tembang yang lagi-lagi membuat saya terkejut. Bagaimana tidak? Suara mereka mirip dengan suara para sinden! Bayangkan saudara-saudara, waria yang notabene laki-laki itu memiliki suara yang berat, tapi malam itu saya mendengan suara mereka begitu ringa. sampai-sampai saya sempat mengira kalau lipsing dengan sinden yang ada di dekat para penabuh gamelan. Waw!
lalu acara dilanjutkan dengan dagelan yang disebut kidungan. Isinya? wah, gak lepas dari kritik pemerintah. :) Tapi ada satu kidungan yang pasti akan diucapkan, yaitu
pagupon omahe doro
melu nipon soyo sengsoro
artinya adalah:
pagupon rumah burung dara
ikut Nipon (Jepang) tambah sengsara
Kok Nipon? Ya, sebenarnya Ludruk awalnya adalah media propaganda melawan penjajah. Karena itu pula, bahasa yang digunakan Ludruk adalah bahasa yang ringan, menggunakan bahasa tengahan ke bawah, yang tujuannya memang untuk membakar semangat rakyat jelata yang dulu dengan mudahnya ditipu oleh para penjajah. Bahasanya adalah bahasa Jawa Timuran, seperti bahasa Surabayaan menurut saya. Tidak seperti wayang kulit yang ningratan menggunakan bahasa krama inggil yang meruakan bahasa tingkat tinggi dalam kamus bahasa Jawa, dan masih ditambah dengan bahas kawi yang sungguh seperti bahasa dewa. hahaha
Dari awal samapai akhir kidungan, saya selalu tertawa karena gaya merekayang lucu dan benar-benar mampu membuat penontonnya terhanyut. yang dibahass sih sebenarnya hal lazim, tapi kemasan komedinya membuat ini sangat menarik. walaupun sudah malam, saya yang memang belum mengantuk, malah tambah ngga ngantuk karena dagelan ini. Acara berlanjut memasuki acara puncak. Dalam drama sawunggaling ini, tak disentuh sedikitpun oleh wanita. Semua peran wanita yang ada, dimainkan oleh para waria dengan hebatnya! Melihat mereka dan membandingkan tingkah para remaja putri sekarang, banyak yang kalah. Para waria itu bertindak-tanduk sopan, dengan akting yang terkesan alami, bahkan di adegan saat kakek dan nenek sawunggaling, waria yang memerankan nenek sawunggaling itu tampak tunduk patuh dengan suaminya meski sedang menghadapi kekesalan suaminya. Kalau zaman sekarang? Langsung ke pengadilan. Suaminya juga tidak semena-mena dalam ludruk ini. Marah ya marah, lalu sudah. nah sekarang? bahkan panci pun bisa melayang. Benar?
Ada juga salah satu waria yang memerankan istri Sawunggaling, tampak begitu cantik. Tubuhnya tinggi semampai, kulitnya kuning langsat bak gadis jawa pingitan, wajahnya ayu, dan tubuhnya begitu elok. Awalnya saya mengira itu adalah wanita, nyatanya bukan! Ini lho fotonya. tapi ngga jelas. T_T
Acara akhirnya selesai pada pukul sebelas malam, yang ditutup denga adegan Sawunggaling mengucap sumpah bahwa ia tak akan lupa pada rakyatnya meski dia sudah jadi tumenggung Surabaya.
Unutk cerita Sawunggaling, cari sendiri ya~ hehehe
biar kalian juga mau mengenal budaya sendiri.
kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi? :)
ada banyak sekali harta yang terpendam karena arus globalisasi, dan akhirnya hanya menjadi sebuah cerita unutk kita, dan derita unutk para pencintanya. sadari hal ini, dan katakan:
I LOVE INDONESIA!